Thursday 29 July 2010

Diferensiasi sosial

di LKS sosiologi gue kelas XI, diferensiasi sosial atau perbedaan secara horizontal adalah tidak menunjukan perbedaan tingkatan hak dan kewajiban atau perbedaan status dan peran seseorang. Contoh, orang yang ahli dibidang mesin bukan berarti lebih tinggi dari orang yang ahli di bidang musik.

Dari kata2 ini, gue jadi punya suatu cara pandang sendiri, gue jadi punya suatu pemikiran sendiri, perbandingan sendiri kalau ternyata diferensiasi sosial ala sosiologi kadang ngga berjalan sesuai hukumnya yang horizontal dalam memandang suatu status dan peran seseorang. oke, kita ambil contoh profesi. kalian tau kenapa gue menyimpulkan kalau diferensiasi sosial ala sosiologi kadang ngga berjalan sesuai hukumnya yang horizontal?
ya...
karena yang gue liat, masih banyak orangorang yang mendiskriminasi golongan tertentu atau profesi tertentu.

nah
karena mama gue bilang sebelum menilai oranglain harus nilai diri sendiri dulu, maka mari kita bercermin terlebih dahulu.
ya intinya sih balik lagi ke gue semuanya~

Gue sebagai pelajar, sebagai ABG kadang juga ngelakuin hal yang sama. Gue pernah ko mendiskriminasi kelompok tertentu. Entah betapa bahagianya gue melihat kekurangan oranglain, mungkin alasan ini adalah salah satu jawaban kenapa manusia ngga ada yg sempurna dan pasti memiliki kekurangan. Coba fikir, kalau kita ngga punya kekurangan mungkin kita ngga akan begitu bahagianya melihat kekurangan orang lain (y)
yayaya
tapi itu dulu, sekarang malu sama umur gue sih whehehe

oke balik lagi ke pemikiran tentang kenapa diferensiasi sosial tidak sesuai dengan hukumnya yang horizontal?

Kenapa ya ada diskriminasi dalam status sosial seseorang, seperti pada profesi gitu? mmm
Padahal setiap profesi itu punya seni yang beda2. Padahal dengan adanya ketidaksamaan secara horizontal dalam profesi kita bisa liat bahwa keahlian yang dimilikin orangorang itu beraneka ragam.
pertanyaan yang muncul di otak gue adalah...
emang kenapa sih sama perbedaan?
perbedaan itu bukan suatu hal yang negatif yang harus diseragamkan
coba gue tanya, apa jadinya kalau semuanya seragam?
gimana kalau di dunia ini cewe semua?
mau apa lu?
please dong jangan merasa hebat dulu.

gue, nulis ini ada dasarnya.
ya...
inspirasi gue cuman 2 sebenernya.
profesi sebagai tukang angkot.
kenapa?
karena setiap berangkat dan pulang sekolah gue pasti naik angkot.
dan LKS sosiologi gue.
kenapa?
karena buat gue ini menarik untuk dibahas (mungkin)

mungkin kalian bertanya, APA HUBUNGANNYA tukang angkot dalam ketidaksesuaian hukum diferensiasi sosial dimata gue?
oke, ANGKOT.
lo tau ga betapa pentingnya mereka ketika gue berangkat sekolah? PENTING BANGET.
angkot itu memang kendaraan yang cukup buat gue berdebat dengan logika dan hati nurani.
angkot itu memang kendaraan yang sangat memacu emosi para mobil2 bagus, memang.

kalau gue naik angkot, gue buru2, eeeeehhhh si abangnya malah mampir dulu ke pom bensin gue rasanya pengen ngejambak rambut si abangnya dari belakang.
Rasanya kesel, kesel sampay gue hentakin kaki berkalikali tanda gue ngga setuju berat sama keputusannya buat isi bensi saat itu.
ya tapi gue mikir lagi, aaahhhh isi bensin ngga sampay 5menit kok.
dan emosi gue kembali teredam.

kalau gue naik angkot, gue lagi cape dan didukung dengan udara yang panas, eeehhhhh si abangnya bawa mobil endut2tan alias rem-jalan rem-jalan, rasanya gue pengen turun terus nyetop angkot lain yang lebih jago nyetir dan pas lewat angkot gue yang pertama, gue kasih si abangnya MIDDLE FINGER yeah.
tapi gue mikir lagi, ah namanya juga tukang angkot, belajar nyetir cuman sekedar jalan rem sama mundur doang.
dan emosi gue kembali teredam.

kalau gue naik angkot, lagi biasa atau cape atau buru2 terus si abangnya bentar2 ngetem,
aaaaaaaaaaaa rasanya pengen gue jerowokin kalau perbuatanhnya itu sangat menjengkelkan.
tapi gue mikir lagi, tukang angkot ini pasti punya keluarga, punya istri dan anak yang jadi tanggung jawab dia,kalau ngga dengan begini, menunggu dan berhenti disetiap gang yang dia lewatin dimana dia dapat uang? apa kabar nanti sama anak dan istrinya? 
dan emosi gue kembali teredam.


Nah ketidaksesuaian hukum diferensiasi sosialnya dimana?
Liat dulu contoh2 lainnya ya...
banyak orang yang ngga liat dari sisi2 yang tadi.
Pernah gue seangkot sama ibu2 pegawai pabrik gitu, abang angkotnya emang ngetem lumayan lama, terus si ibunya marah2 bilang si abangnya buang2 waktunyalaaaaahhhh, apalah, terus uda dia ngerasa cukup meluapkan emosinya dia turun tanpa bayar dan naik ke angkot lainnya.
gue liatnya miris.
iya, gue tau emang menunggu adalah sesuatu yang sangat menyebalkan, tapi apa ngga terlintas gitu dipikirannya kalau ngga dengan ngetem, menunggu dan berharap penumpang yang harga paling mahalnya Rp.2500 naik ke angkotnya, dari mana dia dapat uang?
angkot itu mengejar setoran, kalau setorannya ngga ke kejar, makan apa dia hari itu?
apa kabar sama keluarganya?
bagaimana kalau yang jadi abangnya itu adalah orang tua kita?
terus kalau ngga ada angkot mbak mau naik apa?
jangan merasa paling oke dulu tolong, disini kita saling melengkapai, saling mengisi satu sama lain.
inget kan pelajaran PPKN waktu SD, kalau manusia adalah mahluk sosial, nggak bisa hidup sendiri.
jadi please ya, jangan egois!

oke, gue tau angkot emang sangat2 menyebalkan.
oke, gue tau ada kalanya kita berfikir pake logika ngga cuma perasaan terus.
tapi disaat lo dihadapin sama situasi dimana lo FREE, dimana lo lagi ngga buru2, dan angkot lo ngetem, bisa ngga sabar dan tahan emosi?

kasus lainnya,
waktu gue SD gue punya temen anak tukang angkot.
setiap ke sekolah dia dianter papanya tapi turun jauh dari gerbang sekolah.
kalau ditanya tentang pekerjaan papanya dia ngalihin pembicaraan entah salting atau bagaimana gue ngga ngerti.
mungkin kalau lu cuman baca sampay sini opini lo pasti,
"ih, dia anak durhaka"
"harusnya gaboleh kayak gitu"
"terima kenyataan dong!"

oke, gini deh...
beda itu apa? beda itu polosnya adalah tidak sama.
perbedaan itu apa? perbedaan itu adalah sesuatu yang unik dan tidak jelek.
kalau dibedakan? dibedakan adalah sesuatu yang tidak enak dan menyesakan.ya, anak ini dibedakan.
anak ini telah di diskriminasi sama temen2 gue, hanya karena dia anak tukang angkot.
kadang sifat dia yang masih anak kecil sesuai sama umurnya yang masih 11tahun bisa kita maklum kalau dia malu apalagi ditambah cemoohan dari temen2 kelasnya, tapi lama2 dia malah seperti bener2 durhaka mungkin gue nyebutnya.
Dia jadi punya pikiran sampah kalau kerjaan papanya itu jelek dan memalukan.
GILA!
ini yang gue sebut, ketidaksesuaian hukum diferensiasi sosial dimata gue.
anak kecil yang masih polos bisa langsung ngejudge kalau profesi sebagai tukang angkot itu adalah jelek dan memalukan.
apa lo ngga merasa miris?
gue sih iya...

hey,
dimata Tuhan semua itu sama, horizontal.
ngga ada tuh acara orang berdasi lebih unggul dari orang berkaos oblong.
perbedaan itu indah,
bisa kan kita buat hukum diferensiasi sosial ini berjalan dengan semestinya?


P.S : jangan takut, jangan malu untuk nunjukin siapa kamu sebenernya, apa status sosial kamu.
you will be appreciated :)

Tuesday 13 July 2010

sore

sore ini gue pengen main. sama elu Pandu, Zakki, Fedina, Popi, Dianda.
besok gue pengen main. sama elu Pandu, Zakki, Fedina, Popi, Dianda.
lusa gue pengen main. sama elu Pandu, Zakki, Fedina, Popi, Dianda.
Gue pengen main terus dong bisa ga?
Gue pengen ngga di rumah dong bisa ga?
Gue pengen ngga sendiri bisa ga?
Soalnya gue lupa masalah gue kalau sama kalian.
HEH lupa satu lagi. si RIFQI!
mana ya dia?
oya
dia sudah tiada -,-

besok, 14 Juli 2010
harus main
harus!
matikan HPmu, buang masalahmu, tunjukan merahmu, yuhuuuuuuuuuuu hayu cus ah main yu